Berikut ini SK dan Daftar Peserta Kualifikasi S1 Program DMS LPTK IAIN Walisongo (termasuk LPTK Mitra STAI Pati)
Untuk melihat Surat Keputusan Dirjen tentang Peserta Peningkatan Kualifikasi S1 bagi Guru MI melalui Program DMS pada LPTK IAIN Walisongo Semarang, silahkan klik link:
http://dualmode.kemenag.go.id/file/media/2012IAINWalisongodmsinduk.pdf
Untuk melihat Lampiran Surat Keputusan Dirjen tentang Peserta Pengganti Peningkatan
Kualifikasi S1 bagi Guru MI melalui Program DMS pada LPTK IAIN Walisongo
Semarang, silahkan klik link :
http://dualmode.kemenag.go.id/file/media/2012IAINWalisongodmslamp2.pdf
Wednesday, 28 November 2012
Tes Seleksi Beasiswa Program S1 DMS

Ke-sepuluh kabupaten ini meliputi, Kab. Semarang, Kota Semarang,
Kab. Batang, Kendal, Grobogan, Kudus, Jepara, Demak, Pati, dan Kabupaten Rembang.
Ketua panitia DMS H. Fakhrur Rozi, M. Ag. Mengatakan, seleksi
beasiswa ini diadakan dalam rangka membantu guru madrasah dan guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang belum memiliki kualifikasi S1 bisa melanjutkan melalui program
beasiswa DMS ini. Kami bekerjasama dengan empat Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Purwokerto, STAIN Salatiga, STAIN Kudus, dan STAIN Pekalongan.
“Dengan berdasar pada UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan
Undang-undang Guru dan Dosen, yang mewajibkan bagi guru memiliki kualifikasi
S1, maka sebagai wujud komitmen pemerintah memberi kesempatan dan motivasi guru
MI/PAI. Nanti, yang diterima untuk melanjutkan kuliah S1 program beasiswa DMS
sebanyak 196 (kuliah di Semarang) ditambah 101 kuliah di luar Semarang. Bisa di
STAIN Kudus atau di STAIN Pekalongan,” paparnya disela-sela melakukan tes
seleksi peserta program DMS.
Saminanto, MSc. Selaku tim Program Beasiswa DMS menambahkan, bentuk
tes yang diberikan kepada peserta yaitu berbentuk tes kompetensi , meliputi
kompetensi paedagogig, kompetensi professional, kompetensi social, dan
kompetensi kepribadian. Instrument tes- nya memakai tes lisan.
(Sumber : http://www.walisongo.ac.id)
(Sumber : http://www.walisongo.ac.id)
Awal Mula Program Dual Mode System (DMS)
Program Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S1) bagi Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalui Dual Mode System selanjutnya ditulis Program DMS—merupakan ikhtiar Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dalam meningkatkan kualifikasi akademik guru-guru dalam jabatan di bawah binaannya. Program ini diselenggarakan sejak tahun 2009 dan masih berlangsung hingga tahun ini, dengan sasaran 10.000 orang guru yang berlatar belakang guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah.
Program DMS dilatari oleh banyaknya guru-guru di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang belum berkualifikasi sarjana (S1), baik di daerah perkotaan, terlebih di daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konstitusi pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun 2008) menetapkan agar sampai tahun 2014 seluruh guru di semua jenjang pendidikan dasar dan menengah harus sudah berkualifikasi minimal sarjana (S1).
Program peningkatan kualifikasi guru termasuk ke dalam agenda prioritas yang harus segera ditangani, seiring dengan program sertifikasi guru yang memprasyaratkan kualifikasi S1. Namun dalam kenyataannya, keberadaan guru-guru tersebut dengan tugas dan tanggungjawabnya tidak mudah untuk meningkatkan kualifikasi akademik secara individual melalui perkuliahan regular. Selain karena faktor biaya mandiri yang relatif membebani guru, juga ada konsekuensi meninggalkan tanggungjawabnya dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas.
Dalam situasi demikian, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berupaya melakukan terobosan dalam bentuk Program DMS—sebuah program akselerasi (crash program) di jenjang pendidikan tinggi yang memungkinkan guru-guru sebagai peserta program dapat meningkatkan kualifikasi akademiknya melalui dua sistem pembelajaran, yaitu pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandiri (BM). Untuk BM inilah proses pembelajaran memanfaatkan media modular dan perangkat pembelajaran online (e-learning).
Program DMS dilatari oleh banyaknya guru-guru di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang belum berkualifikasi sarjana (S1), baik di daerah perkotaan, terlebih di daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konstitusi pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun 2008) menetapkan agar sampai tahun 2014 seluruh guru di semua jenjang pendidikan dasar dan menengah harus sudah berkualifikasi minimal sarjana (S1).
Program peningkatan kualifikasi guru termasuk ke dalam agenda prioritas yang harus segera ditangani, seiring dengan program sertifikasi guru yang memprasyaratkan kualifikasi S1. Namun dalam kenyataannya, keberadaan guru-guru tersebut dengan tugas dan tanggungjawabnya tidak mudah untuk meningkatkan kualifikasi akademik secara individual melalui perkuliahan regular. Selain karena faktor biaya mandiri yang relatif membebani guru, juga ada konsekuensi meninggalkan tanggungjawabnya dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas.
Dalam situasi demikian, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berupaya melakukan terobosan dalam bentuk Program DMS—sebuah program akselerasi (crash program) di jenjang pendidikan tinggi yang memungkinkan guru-guru sebagai peserta program dapat meningkatkan kualifikasi akademiknya melalui dua sistem pembelajaran, yaitu pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandiri (BM). Untuk BM inilah proses pembelajaran memanfaatkan media modular dan perangkat pembelajaran online (e-learning).
Friday, 16 November 2012
SELAMAT DATANG DI BLOG DMS A STAI PATI
Selamat Datang Blog DMS A STAI PATI
Selamat datang di blog Keluarga Mahasiswa Dual Mode System (DMS) A STAI PATI yang sederhana ini. Keterbatasan yang kami miliki terutama dalam hal penguasaan teknologi internet, ketidakmampuan menulis, minimnya fasilitas lab komputer dan belum adanya political will yang kuat dari stake holder, membuat kami harus berlapang dada dan berusaha menyikapi kondisi kekinian dengan kreatifitas dan kemauan kuat untuk belajar menimba ilmu serta pengalaman dari orang lain yang relatif lebih maju, lebih unggul, lebih melek teknologi dan tentu saja insya Allah lebih berkualitas di banding kami.
Akhirnya tegur sapa, urun rembuk, sumbang saran, kritik membangun dan dukungan moril tentu menjadi tujuan kami dengan harapan ke depannya
Keluarga Mahasiswa Dual Mode System (DMS) (A) IAIN Walisongo Semarang di STAI Pati
Keluarga Mahasiswa Dual Mode System (DMS) (A) IAIN Walisongo Semarang di STAI Pati
Keluarga Mahasiswa Dual Mode System (DMS) (A) IAIN Walisongo Semarang di STAI Pati
Subscribe to:
Posts (Atom)