Wednesday 28 November 2012

Awal Mula Program Dual Mode System (DMS)

Program  Peningkatan  Kualifikasi  Sarjana  (S1)  bagi  Guru  Madrasah  Ibtidaiyah (MI) dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalui Dual Mode System selanjutnya ditulis Program DMS—merupakan ikhtiar Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dalam meningkatkan kualifikasi akademik guru-guru dalam jabatan di bawah binaannya. Program ini diselenggarakan sejak tahun 2009 dan masih berlangsung hingga tahun ini, dengan sasaran 10.000 orang guru yang  berlatar belakang guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah.
Program  DMS  dilatari  oleh  banyaknya  guru-guru  di  bawah  binaan  Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang belum berkualifikasi sarjana (S1), baik di daerah perkotaan, terlebih  di  daerah  pelosok  pedesaan.  Sementara  pada  saat  yang  bersamaan,  konstitusi pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun 2008) menetapkan  agar  sampai  tahun  2014  seluruh  guru  di  semua  jenjang  pendidikan dasar dan menengah harus sudah berkualifikasi minimal sarjana (S1).
Program  peningkatan  kualifikasi  guru  termasuk  ke  dalam  agenda  prioritas  yang harus  segera ditangani,  seiring dengan program  sertifikasi  guru  yang memprasyaratkan kualifikasi  S1.  Namun  dalam  kenyataannya,  keberadaan  guru-guru  tersebut  dengan tugas  dan  tanggungjawabnya  tidak  mudah  untuk  meningkatkan  kualifikasi  akademik secara  individual melalui  perkuliahan  regular.  Selain  karena  faktor  biaya mandiri  yang relatif membebani  guru,  juga  ada  konsekuensi meninggalkan  tanggungjawabnya  dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas.
Dalam situasi demikian, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berupaya melakukan terobosan  dalam  bentuk  Program  DMS—sebuah  program  akselerasi  (crash program) di  jenjang  pendidikan  tinggi  yang  memungkinkan  guru-guru  sebagai  peserta  program dapat  meningkatkan  kualifikasi  akademiknya  melalui  dua  sistem  pembelajaran,  yaitu pembelajaran  tatap  muka  (TM)  dan  pembelajaran  mandiri  (BM).  Untuk  BM  inilah proses pembelajaran memanfaatkan media modular dan perangkat pembelajaran online (e-learning).

0 comments:

Post a Comment